November 09, 2008

2008 IRF WORLD CUP – NAGARA GAWA WHITE WATER FESTIVAL 2008

2008 IRF WORLD CUP –
NAGARA GAWA WHITE WATER FESTIVAL 2008


“Indonesia Raya” berkumandang di arena IRF World Cup

Tim Indonesia yang berjumlah 29 orang yang terdiri dari Tim Arus Liar Casio, Kapinis Jabar dan Mapala UI tak kuasa menahan haru saat Tim Arus Liar Casio secara spontan menyanyikan lagu Indonesia Raya setelah menerima medali di atas panggung. Tim ini menjadi juara II, satu peringkat di bawah juara baru dunia Tim Tekkei dari Jepang.
International Rafting Federation (IRF) menggelar IRF World Cup 2008 di Nagara River, Gifu, Jepang sejak 11-13 Oktober. Kejuaraan ini semula merupakan Australasia Championship, kejuaraan dua tahunan yang digelar di tiap benua. Keikut sertaan tim-tim Eropa termasuk peringkat I dunia dari Czech membuat kejuaraan ini berubah menjadi World Cup Series. Bersamaan dengan IRF World Cup, Japan Federation Rafting juga menggelar Nagara Gawa White Water Festival ke 15 yang merupakan pertandingan kelas nasional terbesar di Jepang yang diikuti 36 tim atau lebih dari 200 peserta.
Mengikuti format kompetisi arung jeram ala IRF, kejuaraan ini dibagi menjadi 4 nomor: Sprint, Head to Head dan Down River Race. Secara mengejutkan Tim Arus Liar Casio menduduki peringkat 2 pada pertandingan pertama di nomor Sprint yang merupakan adu kecepatan jarak pendek, kurang lebih 400m. Belum sempat istirahat yang cukup, tim harus masuk ke nomor berikut yaitu Head To Head dimana 2 peserta diadu dalam system gugur. Tim Arus Liar Casio harus berhadapan dengan tim no I dunia Czech, dan menang dengan jarak tipis. Setelah itu tim berhadapan dengan ‘musuh bebuyutannya’ yaitu tim Australia dan akhirnya menang. Di final Head to Head, Tim Arus Casio harus mengakui keunggulan para pengarung jeram yang menganut semangat Bushido. Tim unggulan Czech 1 & 2 secara mengejutkan turun ke peringkat VI & VII di nomor ini.
Di nomor Slalom yang diselenggarakan pada hari ke-2, Tim Arus Liar Casio hampir menduduki peringkat teratas, namun salah satu juri menilai satu kepala tim tidak masuk gawang hijau yang dilalui di atas jeram yang membuat perahu berpenumpang 6 atlit itu hampir terbalik. Akhirnya Tekkei Jepang kembali menduduki peringkat I sementara Czech 1 & 2 berurutan menduduki peringkat III dan IV memperbaiki kekalahanya di hari pertama. Tim Czech umumnya selalu unggul di nomor Slalom yang sangat mengandalkan teknik dan keahlian, namun kali ini harus mengakui kuunggulan tim-tim Asia.
Di hari terakhir di nomor Down River Race yang memiliki poin nilai terbesar dan memerlukan ketahanan fisik karena harus mengarungi sungai berjarak 14km, Tim Arus Liar Casio mundur ke peringkat III, disusul oleh sesama tim Indonesia yang akhirnya masuk di peringkat II.
Dari nilai-nilai yang diperoleh di tiap nomor, secara keseluruhan Tim Arus Liar Casio menduduki urutan II dan tim Indonesia lainnya yaitu Kapinis duduk di peringkat III. Prestasi ini membuat tim-tim kelas dunia lainnya mengakui Indonesia sebagai bagian dari “Macan Asia”, dan mengingatkan kembali akan pidato dari Raffael Gayo, President IRF pada Upacara Penutupan World Rafting Championship di Korea tahun lalu bahwa Indonesia adalah “The Rising Star”. Saat itu Indonesia baru duduk di peringkat 12 dunia.
Selain Kapinis yang dari nilai keseluruhan lomba duduk di peringkat III, Indonesia juga untuk pertama kalinya ikut serta dalam kategori Putri. Para mahasiswi anggota Mapala UI ini harus mengakui tim Czech yang berhasil menjadi Juara I dan 2 tim Jepang lainnya yang menduduki peringkat II & III.
Tim Arus Liar Casio yang beranggotakan para pemandu di Sungai Citarik memang telah dipersiapkan sejak awal tahun. Tim ini telah melakukan pemanasan dengan ikut serta di kejuaraan di Qing Yuan, China, Mei lalu, namun hanya dapat menduduki peringkat 8. Manager Tim, Lody Korua, merasa puas dengan hasil yang diperoleh karena sejak awal hanya menetapkan target 5 besar. Adjie Massaid, anggota DPR yang menjadi Pembina tim merasa bangga, tim nya dapat membawa nama Indonesia di dunia internasional.
Setelah ini tim akan tetap berlatih untuk menghadapi beberapa kejuaraan seri nasional dan jika ada kesempatan dan tetap dapat mempertahkankan prestasi tim akan ikut serta dalam World Rafting Championship yang akan digelar di Bosnia, Mei 2009. Tonny Dumalang sebagai kepala pelatih merasa tantangan ke depan bagi tim ini akan lebih tinggi karena tim-tim Czech akan berbebenah diri dan berupaya kembali merebut posisinya, serta tim-tim kelas dunia lainnya seperti Brazil, Australia dan terutama Jepang juga tentunya akan berlatih lebih keras lagi.
Satu hal yang perlu diingat menciptakan tim juara memerlukan upaya yang besar. Kadang tim-tim berprestasi harus tersandung masalah teknis klasik seperti pendanaan. Jika semua pihak baik swasta maupun pemerintah ikut berpartisipasi, niscaya prestasi ini akan dapat dipertahankan bahkan juga diperbaiki. Semoga!

Amalia Yunita
Tim Arus Liar Casio
Telp. 08129491388
E-mail: yuni@arusliar.co.id

November 08, 2008

Batang Merangin

Aku buka lagi tiket yang baru saja ku beli. Tetap pada tiket itu tertulis kalu aku harus berangkat jam 5.00. padahal hari ini hari kamis aku masih di kantor, ah aku cabut aja dari kantor, langsung menuju pool dimana bis itu menunggu. Tepat jam 5 bis berangkat, sebelumnya aku sempat bertanya kepada awak bus kira2 jam berapa aku nyampe di bangko. Perkiraan dia sekitar jam 5 pagi, waktu yg tepat menurutku, aku gak perlu menunngu lama untuk melihat matahari. Sesekali aku melirik jam tanganku, ah masih lama, aku coba untuk melihat suasana di luar, terkadang bis dengan trayek pekanbaru-bengkulu ini harus membunyikan klakson yang bikin kaget para penumpang di dalamnya. Kebetulan aku duduk nomor 2 di belakang sopir.
Aku lihat jam tanganku lagi…, jam 02.00…, ah masih 3 jam lagi, tidur lagi ahhh…….
Belum lama tidur, eh… awak bus sudah membangunkan aku katanya sebentar lg sudah mau sampai. Aku lihat jam, baru jam02.20, eh kok cepat pak? Iya soalnya jalannya lancar gak macet. Makanya datangnya lebih cepat, enak kan bang? Matamu enak…., aku kesuwen ngenteni…(dalam hatiku)
Persis jam 02.30 aku menjajakkan kakiku di Bangko, kota kecamatan dari kabupaten Merangin jambi. Orientasi sebentar, kemudian mataku langsung menyambar melihat orang2 bergerombol sambil duduk berhadap-hadapan..., ini yang aku cari..., warung....
Segera aku mendekat, dan duduk di antara mereka, segera ku pesan kopi dan mie rebus, beberapa org bertanya mau kemana saya? Aku bilang aja aku mau ke air batu.., mau nonton kejuaraan arung jeram. Seseorang pakai kumis tiba2 menyeletuk ”masih jauh dari sini itu bang, 30km lg, jelek pulak jalannya”. 30km aku berpikir aku masih di probolinggo yang mau ke pekalen..., ah dekatlah itu. Beberapa orangpun menawarkan ojek untuk mengantar aku,” mau pakai ojek pak? Tanya orang berjaket hitam. Iyalah bang, tapi nanti saja nunggu terang sedikit, lagian kopiku juga belum habis, kira-kira berapa yang harus aku bayar untuk sampai kesana?” tanyaku. Karena bensin di sini susah bang, aku tadi beli eceran aja sampai 20 ribu per liternya, jadi aku antar sampai kesana abang kasih aku 75ribu aja, bagaimana bang? Ucap tukang ojek itu sambil menghisap rokoknya. Setelah melalui proses tawar-menawar aku akhirnya bersepakat di angka 30 ribu.
Pukul 06.00 aku segera berangkat, di bonceng tukang ojek dengan motor bebeknya, jalan yang bagus menurutku, aspalnya bagus, kiri kanan perkampungan dan sesekali aku jumpai perkebunan karet dan beberapa orang sedang berjalan ramai-ramai menuju ke kebun atau anak-anak kecil yang sedang berangkat ke sekolah. Ini masih enak jalannya Bang, sebentar lagi kita masuk jalan makadam yang lumayan jelek. Betul, tidak seberapa lama aku mulai masuk jalan makadam, jalannya sebenarnya luas, cuman dulu kayaknya pernah di aspal, tetapi karena mungkin kualitas aspal yang jelek, atau mungkin karena perawatan yang tidak berkala, jadilah jalan itu hancur, berlobang dan sangat menyakitkan kalau di lewati dengan kendaraan roda dua apalagi sepeda motor dengan shock yang mati kayak motor yang sedang aku tumpangi ini.
Sedikitnya 1 jam waktu yang kutempuh untuk sampai di tempat ini. Air Batu sebuah desa yang asri, hijau dan trdisional banget menurutku. Rumah- rumah panggung hampir menyeluruh menjadi tempat berlindung masyarakat desa ini.
Aku datang di hari ke-2 perlombaan, sehari sesudah di pertandingkannya nomor time trial dan sprint head to head. Salah satu nomor bergengsi, yang harus aku lewatkan karena alas an pekerjaan yang tidak bisa kutinggalkan, nyesel juga…., bah wis.., nanti aja denger cerita dan liat rekaman pertandingannya.
Seluruh atlit di tempatkan dalam rumah2 penduduk di sekitar lokasi lomba…, banyaknya rumah dan atlit yang datang cukup merepotkan juga kalau aku harus nyari satu-persatu. Beberapa orang sepertinya akan bergerak melintas d depanku, sekitar 10an orang menurut perhitunganku dari kejahuan. Semakin lama semakin dekat jaraj mereka denganku…,dan secara tiba2 ada seseorang yang langsung memanggil namaku dari sekelompok orang itu…, woooorrrr, teriaknya. Aku pun sempat kaget juga, ternyata orang ini kenal banget denganku, begitupun aku. Mbak Yuni,”batinku”. Kapan kamu datang?? Tanyanya, ”barusan Mbak, ini baru turun dari ojek” jawabku. Kebetulan banget wor kamu datang”, lho emang kenapa Mbak? ”aku lagi kekurangan orang nih buat juri pada hari ini..., Kamu bisa kan bantu??”tolong ya Wor”.., i...i.. ya Mbak, jangan kuatir aku bantu nanti Mbak.”sebenarnya aku ingin jadi penonton, eh apes ketemu mbak yuni..,jadilah aku juri hari ini. Sebelumnya aku juga sempat tanya base camp anak2 Malang dimana. Tanpa susah pun aku menemukan base camp anak2 Malang,(pada event ini Jatim Mengirimkan dua kontingen putra, yaitu Noars Rafting dan FAJI Pengcab Malang)
Mereka menyambutku, sambil persiapan menuju lomba hari ini. Aku taruh tasku dalam kamar dari kayu, kamar yang mengasyikkan menurutku, design rumah panggung, dan terbuat dari kayu cukup menyenangkan untuk beberapa hari di sini.
Lomba hari ini akan mempertandingkan nomor paling bergengsi di setiap event kejuaraan arung jeram, yaitu nomor halang rintang, atau biasa kita menyebutnya nomor slalom.12 gawang sudah terpasang ketika aku berada di pinggir sungai, 8 gawang downstream(gawang di lalui dengan mengikuti aliran arus), dan 4 gawang up stream(gawang harus di lalui dengan melawan arus) Cukup jeli juga race director membuat jalur, dengan memanfaatkan penampang sungai yang tidak begitu lebar, dan karakter arus yang membutuhkan ketelitian tinggi dalam menyelesaikan setiap gawang dengan sempurna. Sungai yang bagus menurutku, airnya jernih dan juga debit air yang cukup, walaupun saat ini sedang musim kemarau.
Briefing itu langsung disampaikan oleh ketua juri, dalam hal ini Amalia Yunita yang tadi pagi bertemu denganku, dan kawan lama dari Sumatera Utara bang Joni Kurniawan yang selalu hadir dalam seluruh event kejuaraan arung jeram di tanah air( salut Bang....)
Dalam nomor ini setiap tim akan melakukan dua putaran. Dari dua kali putaran akan di ambil catatan waktu terbaik, yang akan di jadikan catatan sebagai hasil atau nilai akhir dari kategori ini. Secara umum seluruh tim menampilkan performa terbaik. Banyak sekali gawang yang di lalui dengan mulus, bahkan beberapa tim ( Arus Liar, Kapinis, Baduy rafting, Noars, Caldera) bisa melibas seluruh gawang tanpa cacat, hanya catatan waktu tempuh yang membedakan beberapa tim ini. Memang menjadi motivasi tersendiri bagi tim untuk bisa lebih meningkatkan kecepatan di sela2 gawang yang harus di lalui. Teknik barupun bermunculan dalam nomor ini, ”Manuver Sprint” banyak di peragakan oleh tim2 kelas dunia ini, dengan mengambil manuver tanpa mengurangi speed untuk gawang2 downstream. Sedangkan pengambilan sudut yang sesempit mungkin dengan gawang, untuk memperpendek waktu, tanpa meninggalkan gawang upstream, benar2 manuver yang indah, yang disertai kekompakan dan tenaga yang merata dari seluruh awak perahu.
Akhirnya setelah melaewati 2 putaran, tim Kapinis Jabar, berhasil memperoleh hasil sempurna duduk di peringkat satu di nomor ini, unggul tipis atas Tim Arus Liar DKI, yang menduduki peringkat 2, juga sehari sebelumnya, di nomor Sprint, Tim Kapinis juga menghempaskan seluruh rivalnya, dan menduduki peringkat 1.
Hari ke-3 atau hari Terakhir di event ini, akan mempertandingkan nomor Down River Race, yaitu nomor kecepatan dengan jarak tempuh yang jauh, kembali mengambil start di air batu, dan akan finish di Teluk Wang. Seluruh Tim sudah bersiap diri di pagi hari, beberapa tim sudah sibuk dengan segala aktivitasnya, persiapan alat, pemanasan dan aktivitas yang lain yang menambah semarak suasana di pagi itu.
Start pun di mulai, kali ini setiap pemberangkatan akan di berangkatkan 4 tim, Tim yang berhasil finish dengan waktu tercepat, maka tim itulah yang akan memenangkan kategori ini.
Kalau pada event2 sebelumnya banyak tim yang masih menggunakan format 3-2-1, artinya 3 pendayung kiri atau kanan, 2 pendayung kiri atau kanan, dan 1 skipper. Tapi formasi baru akan banyak di perlihatkan dalam event ini, yaitu formasi 3-3, seluruhnya adalah pendayung. Memang formasi ini sudah banyak di anut oleh tim2 kelas dunia pada kejuaraan dunia di korea tahun 2007 kemarin, dan sekarang banyak di adopsi oleh Tim2 dari Indonesia. Formasi yang membutuhkan kekompakan super tinggi, power dan pamhamaman terhadap arus yang harus merata di setiap individu, memang butuh latihan yang lama dan komitmen tinggi di antaranya. Formasi ini memang kalau sempurna, hasilnya akan jauh sekali dengan formasi lama. Karena perahu di jalankan dengan kekuatan yang merata di setiap sisi perahu. Manuver hanya di jalankan oleh setiap sisi perahu, artinya oleh pendayung, dan bukan skipper dengan menggunakan teknik dayung tarik atau mengurangi power di salah satu sisi untuk menggeser atau belok ke kiri atau ke kanan, tanpa dayung mundur. Inilah yang di harapkan dari formasi ini, laju perahupun tetap stabil, tanpa kehilangan momentum, dan amat sangat hemat tenaga.
Nomor inipun kembali di ambil penuh oleh Tim kapinis Jabar, unggul 2 detik dari Noars Jatim yang berada di peringkat 2, dari catatan saya 4 besar di nomor ini kesemuanya telah memakai formasi 3-3, artinya formasi ini memang sudah saatnya di pake oleh tim2 yang memang intens di dunia kompetisi arung jeram, sekali lagi hanya di kompetisi arung jeram, bukan mutlak untuk arung jeram petualangan, apalagi arung jeram wisata.
Waktu sudah menunjuk angka 5 pada sore itu..., seluruh hasil lomba mulai hari pertama sampai terakhir sudah di umumkan oleh panitia, Tim Kapinis Jawa Barat berjaya dengan menggondol peringkat 1-2, di susul dengan Tim Caldera DKI di tempat ke-3. sedangkan Tim jawa timur sekali lagi harus mengakui ke unggulan musuh2nya, dan hanya berhasil duduk di peringkat 5 untuk Noars, dan peringkat 9 untuk Tim Pengcab FAJI Malang.
Pagi itu..., seluruh Tim sudah bersiap-siap untuk kembali ke kota masing2. akupun juga sudah bersiap-siap untuk kembali lagi ke Pekanbaru....., sempat berpamit-pamitan dulu, ngopi bareng seluruh Tim dan panitia, suasana yang sebenarnya banyak d harapkan oleh seluruh yang hadir pada saat itu, itung2 reuni kecil2an bagi seluruh penggiat olah raga ini.
Jam 5 pagi aku kembali menjejakkan kakiku lagi di Pekanbaru, aktivitas rutin akan segera di jalankan lagi, males juga sebenarnya..., tapi walau bagaimanapun dayung akan tetap harus berjalan, perahu kehidupan tidak boleh berhenti.., dayung terussss!!

November 07, 2008

dayung lagi

kata yang selalu menghiasi derap para pendayung, pendayung perahu naga, atau bahkan petarung jeram. "paddle is my motor" sebuah tulisan di kaos dada depan tampak begitu arogan berwarna biru.., bahkan pernah terpublikasi dengan sebuah kaos hitam bertuiskan "ndayung or die", yang sepintas begitu miris kita membacanya. sebuah ungkapan yang serius kalau kita betul memahami sebuah kalimat yang lugas, yang berasal dari hasrat dan keinginan hati..militan. sebuah kalimat yang menggambarkan semangat, jiwa2 penuh tantangan. dulu mungkin kita akan merasa sebuah fakta yang hanya berusaha menyita waktu kita. perjalanan yang panjang tentang sungai,jeram dan penggiatnya di seluruh indonesia menanti sebuah asa,prestasi,kompetisi yang akan menghangatkan nilai sportivitas yang tinggi. dunia siap menunggu arogansi dan militan yang sudah tetanam di hati kita…, semoga

Dayung

Sebuah benda yang kalau orang mendengar pasti akan menghubungkan dengan perahu, karena benda ini dapat akan berfungsi jika ada perahu, kecuali untuk mengaduk jenang, dodol ataupun nasi dalam kapasitas besar inipun hanya orang2 kepepet yang melakukannya, atau bahkan orang yang sedang ngelindur, tiba2 terbangun dari tidurnya yang dalam tidurnya ternyata dia bermimpi mengaduk jenang, dodol ataupun nasi, entah apalah. Sejak dahulu dayung selalu di gunakan oleh orang2 yang hidup ratusan atau bahkan ribuan tahun yang lalu. Mula2 dari batang kayu yang bentuk dan designnya sangat kental betul dengan budaya dan geomorfologi dari masyarakat yang menggunakannya. Dayung orang2 pedalaman kalimantan tidak sama bentuk dan designya dengan orang2 di sulawesi, begitupun juga dayung orang sulawesi tidak sama modelnya dengan dayung orang2 papua, sumatera. bahkan jawa sekalipun. seiring perkembangan jaman pada awal 80an telah diciptakan dayung dari plastik, yang designya lebih ringan dan ergonomis, baik untuk wisata, petualangan ataupun olahraga, bahkan untuk kepentingan militer. karena alasan kekuatan maka inovasi kembali lagi memunculkan design dan bahan dayung perpaduan antara fiber dan plastik sedangkan untuk gagang dayung pilihan di jatuhkan pada bahan dari alloy yang dibungkus plastik dengan harapan lebih kuat dan memiliki dinamika yang baik.Memang manusia akan selalu berpikir, akan selalu merasa kurang dari apa yang telah ada, sebuah dayung dari bahan (serat) karbon sekarangpun telah banyak beredar, sudah menghiasi sungai2 di Indonesia. untuk yang satu ini memang banyak digunakan untuk event2 kompetisi, karena jauh lebih ringan dan jauh lebih memiliki dinamika yang baik. sebuah kemajuan yang baik…., semoga tetap bergerak dayung2 di indonesia dimanapun berada dan apapun bentuknya..